Campur Kode
Monday, April 6, 2020
Edit
Campur Kode - Hallo sahabat Rahasia Rumus Pendidikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Campur Kode, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Bahasa, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Campur Kode
link : Campur Kode

Campur Kode ialah insiden pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu ke bahasa yang lain dalam suatu tuturan. Misalnya seseorang sedang bercakap-cakap dengan bahasa Indonesia, namun bahasa Indonesia yang digunakannya dicampur dengan bahasa jawa atau bahasa lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering menemukan tuturan yang mengandung campur arahan ibarat dalam iklan, SMS, surat kabar, diskusi, ceramah dan lain-lain. Peristiwa campur arahan lebih menekankan pada suasana yang santai atau informal.
Campur arahan sanggup terjadi sebab perbedaan karakteristik penutur yang terikat konteks. Dalam sebuah tuturan, setiap penutur memiliki latar belakang pengetahuan (background knowledge) yang berbeda. Biasanya campur arahan terjadi sebab keterbatasan bahasa yang dimiliki penutur sehingga penutur menggabungkan bahasa yang digunakannya dengan bahasa lain yang gampang dipahami. Campur arahan sanggup berwujud penyisipan kata, frasa, idiom maupun klausa.
Contoh dari campur arahan sanggup dilihat dari tuturan “Mana bukunya? ning rak buku ora enek” (“Mana bukunya, di rak buku tidak ada”). Tuturan tersebut menggabungkan bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Contoh lain “Ana tidak memperkosa, hadihi fitnah” (Saya tidak memperkosa, ini fitnah). Tuturan itu menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa arab. Campur arahan juga sering ditemukan dalam percakapan-percakapan di rubrik Ah..Tenane SOLOPOS. Dalam rubrik Ah..Tenane SOLOPOS edisi Jumat (27/3) berjudul Trambul spesial ada tuturan ”Mbus, sini, cariin trambul. Kamu punya duit kan? Ayo cepat! Kalau nggak mau, tak asuh dhewe kowe!” (Mbus, sini, cariin trambul. Kamu punya duit kan? Ayo Cepat! Kalau nggak mau, saya hajar sendiri kamu!”). Tuturan tersebut juga mengindikasi adanya campur arahan dengan menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa jawa.
Dari insiden campur arahan yang terjadi di masyarakat, memunculkan beberapa istilah dalam penggunaan bahasa Indonesia, ibarat penggunaan bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan, kearab-araban, keinggris-inggrisan dan lain-lain.
Anda sekarang membaca artikel Campur Kode dengan alamat link https://rahasiarumuspendidikan.blogspot.com/2020/04/campur-kode.html
Judul : Campur Kode
Campur Kode

Campur Kode ialah insiden pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu ke bahasa yang lain dalam suatu tuturan. Misalnya seseorang sedang bercakap-cakap dengan bahasa Indonesia, namun bahasa Indonesia yang digunakannya dicampur dengan bahasa jawa atau bahasa lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering menemukan tuturan yang mengandung campur arahan ibarat dalam iklan, SMS, surat kabar, diskusi, ceramah dan lain-lain. Peristiwa campur arahan lebih menekankan pada suasana yang santai atau informal.
Campur arahan sanggup terjadi sebab perbedaan karakteristik penutur yang terikat konteks. Dalam sebuah tuturan, setiap penutur memiliki latar belakang pengetahuan (background knowledge) yang berbeda. Biasanya campur arahan terjadi sebab keterbatasan bahasa yang dimiliki penutur sehingga penutur menggabungkan bahasa yang digunakannya dengan bahasa lain yang gampang dipahami. Campur arahan sanggup berwujud penyisipan kata, frasa, idiom maupun klausa.
Contoh dari campur arahan sanggup dilihat dari tuturan “Mana bukunya? ning rak buku ora enek” (“Mana bukunya, di rak buku tidak ada”). Tuturan tersebut menggabungkan bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Contoh lain “Ana tidak memperkosa, hadihi fitnah” (Saya tidak memperkosa, ini fitnah). Tuturan itu menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa arab. Campur arahan juga sering ditemukan dalam percakapan-percakapan di rubrik Ah..Tenane SOLOPOS. Dalam rubrik Ah..Tenane SOLOPOS edisi Jumat (27/3) berjudul Trambul spesial ada tuturan ”Mbus, sini, cariin trambul. Kamu punya duit kan? Ayo cepat! Kalau nggak mau, tak asuh dhewe kowe!” (Mbus, sini, cariin trambul. Kamu punya duit kan? Ayo Cepat! Kalau nggak mau, saya hajar sendiri kamu!”). Tuturan tersebut juga mengindikasi adanya campur arahan dengan menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa jawa.
Dari insiden campur arahan yang terjadi di masyarakat, memunculkan beberapa istilah dalam penggunaan bahasa Indonesia, ibarat penggunaan bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan, kearab-araban, keinggris-inggrisan dan lain-lain.
Demikianlah Artikel Campur Kode
Sekianlah artikel Campur Kode kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Campur Kode dengan alamat link https://rahasiarumuspendidikan.blogspot.com/2020/04/campur-kode.html