Bahasa Dan Martabat Bangsa
Thursday, July 23, 2020
Edit
Bahasa Dan Martabat Bangsa - Hallo sahabat Rahasia Rumus Pendidikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bahasa Dan Martabat Bangsa, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Bahasa, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Bahasa Dan Martabat Bangsa
link : Bahasa Dan Martabat Bangsa
Bulan Oktober sering juga disebut juga sebagai bulan bahasa. Beberapa forum menyerupai Pusat Bahasa atau instansi pendidikan sering memperingati bulan bahasa dengan menyelenggarakan acara kebahasaan. Kegiatan itu sanggup berupa lomba menulis karya fiksi maupun non-fiksi, pidato, deklamasi puisi, atau pemilihan duta bahasa. Kegiatan ini dibutuhkan sanggup menumbuhkan rasa besar hati dan cinta terhadap bahasa Indonesia.
Lahirnya peringatan bulan bahasa tak lepas dari insiden Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Poin ketiga dari ikrar Sumpah Pemuda yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia” menandai lahirnya bahasa Indonesia yang sekaligus berkedudukan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 mengacu pada UUD 1945 penggalan XV, pasal 36, yang berbunyi “Bahasa negara yaitu bahasa Indonesia”.
Bahasa Indonesia ikut andil dalam mempersatukan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku dan bahasa yang tersebar di pulau-pulau sehingga bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa perhubungan (lingua franca). Dengan fungsi ini, bahasa Indonesia merupakan martabat bangsa Indonesia yang harus dipertahankan, dihormati dan dibanggakan. Pengembangan bahasa Indonesia pun terus dilakukan. Dapat diketahui setiap kali Pusat Bahasa mengeluarkan edisi terbaru Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maka kosa kata di edisi terbaru akan semakin lebih banyak dari pada edisi lama.
Sebagai generasi penerus, kita mesti mempertahankan dan menumbuhkan rasa cinta serta besar hati terhadap bahasa Indonesia supaya lebih bermartabat. Akan tetapi efek kala globalisasi kini bertahap telah mengikis rasa besar hati terhadap bahasa Indonesia. Tidak sanggup dipungkiri bahwa kini banyak orang lebih besar hati memakai bahasa absurd dari pada bahasa indonesia.
Sekarang orang-orang, terutama cukup umur lebih leluasa mengucapkan kata “sorry” dari pada kata “maaf”, “dinner” dari pada “ makan malam”, “cover” dari pada “sampul”, dan lain-lain. Penamaan suatu daerah pun lebih sering memakai bahasa absurd dari pada bahasa Indonesia dengan alasan fungsi global. Dapat dicontohkan pada penamaan daerah City Walk, Solo Techno Park, Ngarsapura Night Market, dan lain-lain.
Pada dasarnya penggunaan bahasa absurd dalam komunikasi sah saja dilakukan, apalagi untuk menghadapi tantangan kala globalisasi. Akan tetapi penggunaannya harus sadar situasi. Ketika perlu memakai bahasa absurd maka gunakan bahasa asing. Sebaliknya bila perlu memakai bahasa Indonesia, maka gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sikap bahasa akan mencerminkan jati diri kita.
Anda sekarang membaca artikel Bahasa Dan Martabat Bangsa dengan alamat link https://rahasiarumuspendidikan.blogspot.com/2020/07/bahasa-dan-martabat-bangsa.html
Judul : Bahasa Dan Martabat Bangsa
Bahasa Dan Martabat Bangsa
oleh: Andi Dwi HandokoBulan Oktober sering juga disebut juga sebagai bulan bahasa. Beberapa forum menyerupai Pusat Bahasa atau instansi pendidikan sering memperingati bulan bahasa dengan menyelenggarakan acara kebahasaan. Kegiatan itu sanggup berupa lomba menulis karya fiksi maupun non-fiksi, pidato, deklamasi puisi, atau pemilihan duta bahasa. Kegiatan ini dibutuhkan sanggup menumbuhkan rasa besar hati dan cinta terhadap bahasa Indonesia.
Lahirnya peringatan bulan bahasa tak lepas dari insiden Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Poin ketiga dari ikrar Sumpah Pemuda yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia” menandai lahirnya bahasa Indonesia yang sekaligus berkedudukan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 mengacu pada UUD 1945 penggalan XV, pasal 36, yang berbunyi “Bahasa negara yaitu bahasa Indonesia”.
Bahasa Indonesia ikut andil dalam mempersatukan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku dan bahasa yang tersebar di pulau-pulau sehingga bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa perhubungan (lingua franca). Dengan fungsi ini, bahasa Indonesia merupakan martabat bangsa Indonesia yang harus dipertahankan, dihormati dan dibanggakan. Pengembangan bahasa Indonesia pun terus dilakukan. Dapat diketahui setiap kali Pusat Bahasa mengeluarkan edisi terbaru Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maka kosa kata di edisi terbaru akan semakin lebih banyak dari pada edisi lama.
Sekarang orang-orang, terutama cukup umur lebih leluasa mengucapkan kata “sorry” dari pada kata “maaf”, “dinner” dari pada “ makan malam”, “cover” dari pada “sampul”, dan lain-lain. Penamaan suatu daerah pun lebih sering memakai bahasa absurd dari pada bahasa Indonesia dengan alasan fungsi global. Dapat dicontohkan pada penamaan daerah City Walk, Solo Techno Park, Ngarsapura Night Market, dan lain-lain.
Pada dasarnya penggunaan bahasa absurd dalam komunikasi sah saja dilakukan, apalagi untuk menghadapi tantangan kala globalisasi. Akan tetapi penggunaannya harus sadar situasi. Ketika perlu memakai bahasa absurd maka gunakan bahasa asing. Sebaliknya bila perlu memakai bahasa Indonesia, maka gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sikap bahasa akan mencerminkan jati diri kita.
Demikianlah Artikel Bahasa Dan Martabat Bangsa
Sekianlah artikel Bahasa Dan Martabat Bangsa kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Bahasa Dan Martabat Bangsa dengan alamat link https://rahasiarumuspendidikan.blogspot.com/2020/07/bahasa-dan-martabat-bangsa.html