Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia
Friday, November 24, 2017
Edit
Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia - Hallo sahabat Rahasia Rumus Pendidikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Kimia, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia
link : Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia
Anda sekarang membaca artikel Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia dengan alamat link https://rahasiarumuspendidikan.blogspot.com/2017/11/sifat-sistem-koloid-dalam-ilmu-kimia.html
Judul : Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia
link : Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia
Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia
Sifat-sifat sistem koloid ialah pembahasan yang akan di uraikan pada artikel berikut ini yang mana, yang akan dijelaskan ialah sifat yang ada pada sistem koloid yang terdiri atas Efek Tyndall, Gerak Brown, Elektroforesis, Adsorpsi, Koagulasi, Koloid Pelindung, Dialisis, Koloid liofil dan liofob serta Koloid Pencemar Lingkungan dan juga dilengkapi dengan teladan soal beserta pembahasan yang di ikuti dengan jawaban.
Semoga pembahasan ini akan memudahkan anda dalam mempelajari materi pelajaran sistem koloid dan sanggup menjadi rujukan bagi anda untuk dipakai sebagai materi berguru tambahan catatan anda. Berikut penjelasannya :
Semoga pembahasan ini akan memudahkan anda dalam mempelajari materi pelajaran sistem koloid dan sanggup menjadi rujukan bagi anda untuk dipakai sebagai materi berguru tambahan catatan anda. Berikut penjelasannya :
1. Efek Tyndall
Apabila kita menjatuhkan seberkas sinar pada larutan sejati yang transparan, maka sinar itu akan di teruskan. Kita tidak akan melihat jalannya sinar (berkas sinar) yang melewatinya. Tetapi bila kita menjatuhkan sinar tersebut pada partikel koloid, kita akan melihat jalannya sinar tersebut. Contoh dalam kehidupan sehari hari, kita sering mengamati insiden antara lain :
a. Sorot lampu kendaraan beroda empat pada malam yang berkabut
b. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap atau berdebu
c. Berkas sinar matahari lewat celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut
d. Sinar matahari melewati genteng beling memasuki ruangan berdebu
Dari teladan diatas merupakan Efek Tyndall. Efek Tyndall ialah insiden penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid sehingga tampak lintasan berkas sinar tersebut. Peristiwa penghamburan ini terjadi lantaran partikel-partikel koloid memiliki ukuran yang cocok untuk ditembus oleh cahaya.
2. Gerak Brown
Gerakan partikel koloid senantiasa bergerak terus-menerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid ini disebut Gerak Brown. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang mestabilkan koloid. Oleh lantaran bergerak terus-menerus, maka partikel koloid sanggup mengimbangi gaya gravitasi, sehingga tidak mengalami sedimentasi. Dalam suspensi tidak terjadi Gerak Brown lantaran ukuran partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang.
Baca juga Larutan, Koloid Dan Suspensi dalam Sistem Koloid
3. Elektroforesis
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut Elektroforesis. Apabila kedalam sistem koloid dimasukkan 2 batang elektrode, kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak kesalah satu elektrode bergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif), sedangkan koloid yang bermuatan nyata akan bergerak ke katode (elektrode negatif). Dengan demikian, elektroforesis sanggup di gunakan untuk memilih jenis muatan koloid. Contoh insiden elektroforesis ialah penggunaan pesawat Cottrel pada cerobong asap pabrik.
4. Adsorpsi
Kemampuan partikel koloid dalam menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya disebut Adsorpsi. Oleh lantaran iyu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Jika penyerapan hingga kebawah permukaan disebut absorpsi. Sebagai contoh, penyerapan air oleh kapur tulis. Sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion nyata (ion H+) sehingga bermuatan nyata dan disebut koloid bermuatan positif. Sedangkan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif (ion S2-) sehingga bermuatan negatif dan disebut koloid bermuatan negatif.
Contoh sifat adsorpsi koloid misalnya, pada proses pemurnian gula tebu, penggunaan obat norit pada diare, penggunaan deodorant, pewarnaan tekstil, dan proses penjernihan air minum pada PDAM.
5. Koagulasi
Koagulasi ialah penggumpalan koloid yang disebabkan oleh penambahan elektrolit atau terjadinya perubahan fisik melalui cara mekanik. Koagulasi sanggup terjadi dengan :
a. Koagulasi dengan penambahan zat kimia/elektrolit
Ion yang efektif untuk menggumpalkan koloid ialah ion yang muatannya berlawanan dengan muatan koloid. Contohnya:
- Koloid Fe(OH)3 dicampur dengan As2S3
- Sol emas yang bermuatan negative sanggup di koagulasikan dengan NaCI, CaCI2, atau AICI3
- Partikel-partikel karet dalam lateks digumpalkan dengan penambahan asam cuka
- Pembentukan delta sungai
- Penjernihan air dengan menggunakan tawas
- Menggumpalkan susu dengan ditambah asam (misalnya jeruk nipis)
b. Koagulasi mekanik
Koagulasi dengan cara mekanik sanggup dilakukan dengan pemanasan, pendinginan, atau pengadukan. Contohnya :
- Pembuatan agar-agar
- Pembuatan lem
- Susu yang dipanaskan akan mengendap
- Merebus telur (telur menjadi padat/menggumpal lantaran dipanaskan)
6. Koloid Pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang sanggup menstabilkan koloid yang lain dengan cara membungkus partikel terdispersi sehingga tidak tejadi pengelompokan koloid. Koloid pelindung pada emulsi disebut emulgator. Contohnya :
- Pada pembuatan es krim dipakai gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula
- Cat dan tinta sanggup bertahan usang lantaran menggunakan suatu koloid pelindung
- Kasein yang ditambahkan pada susu sehimgga susu tidak menggumpal
- Kuning telur yang ditambahkan pada mayones
- Zat-zat pengemulsi, ibarat sabun dan detergen, juga tergolong koloid pelindung.
7. Dialisis
Dialisis ialah proses penghilangan ion-ion pengganggu dalam koloid, dengan cara menempatkan partikel koloid dalam sebuah kantong semi permeable kemudian direndam dalam air yang dialirkan. Prinsip kantong semi permeable ini ialah partikel kecil-kecil ibarat ion-ion sanggup melewatinya, sedangkan partikel koloid akan tetap tertahan dalam kantong ini. Proses dialisis terdapat pada ginjal kita yang mencuci koloid dalam badan kita. Jika lantaran suatu hal ginjal menjadi tidak berfungsi maka darah kita harus di basuh dengan alat pencuci darah (haemodialisis).
8. Koloid Liofil dan Liofob
Koloid Liofil ialah koloid yang fase terdispersinya suka dengan medium pendispersinya. Bila medium pendispersinya air disebut hidrofil. Contohnya gel, detergen, sabun, kanji, gelatin, dan agar-agar. Koloid Liofob ialah koloid yang fase terdispersinya tidak suka dengan medium pendispersinya. Bila medium pendispersinya air disebut hidrofob. Contohnya sol Fe(OH)3, sol emas, darah, dan sol-sol logam lain.
Perbedaan Koloid Liofil dan Liofob
No. | Liofil | Liofob |
1. | Stabil dan mantap | Kurang stabil |
2. | Terdiri atas zat organik | Terdiri atas zat organik |
3. | Muatan listrik tergantung pada medium | Muatan listrik hanya tertentu |
4. | Kekentalan tinggi | Kekentalan rendah |
5. | Untuk koagulasi dibutuhkan banyak elektrolit | Untuk koagulasi dibutuhkan sedikit elektrolit |
6. | Kurang menunjukkan Gerak Brown | Sangat jelas menunjukkan Gerak Brown |
7. | Dibuat dengan disperse | Dibuat dengan kondensasi |
8. | Mengadsorpsi molekul | Mengadsorpsi ion |
9. | Reaksinya reversible | Reaksinya ireversibel |
10. | Efek Tyndall kurang jelas | Efek Tyndall lebih jelas |
Koloid Pencemar Lingkungan
Apakah koloid juga bisa merugikan bagi manusia? Apa saja koloid yang bisa memperlihatkan dampak negatif bagi lingkungan? Ada beberapa jenis koloid yang sanggup mencemari lingkungan baik udara maupun air. Akhir-akhir ini, insiden terbakarnya hutan sering terjadi di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Beberapa kota di sekitar hutan mengalami pencemaran udara oleh asap akhir pembakaran. Asap merupakan koloid jenis aerosol padat. Akibatnya, daya pandang menjadi bersahabat sehingga sangat membahayakan kemudian lintas dan apabila terhirup terlalu banyak sanggup mengakibatkan sesak napas. Selain itu menjadikan rasa pedih di mata.
Selain dari pembakaran hutan, asap hitam dari knalpot kendaraan beroda empat sanggup mengakibatkan pencemaran udara. Asap dari kendaraan beroda empat berasal hasil dari pembakaran materi bakar yang kurang sempurna. Partikel-partikel halus dari karbon yang hitam ikut keluar dengan gas CO2 dan uap air. Asap hitam juga sanggup di hasilkan dari pabrik-pabrik industri. Asap akan lebih berbahaya jikalau mengandung gas-gas beracun, ibarat CO, SO3, dan NO2. Untuk mencegah pencemaran ini, asap pabrik-pabrik hasil pembakaran harus diolah terlebih dahulu, contohnya dengan alat Cottrel, sehinga asap yang keluar tidak berbahaya.
Seperti contohnya, di London pada tahun 1952 pernah terjadi “smog” yaitu asap yang bersatu dengan kabut, mengakibatkan maut cukup banyak. Smog ketika itu mengandung gas SO2. SO2 bereaksi dengan air dan oksigen membentuk asam sulfat (H2SO4) yang sanggup mengakibatkan iritasi pada pernapasan.
Koloid lain yang mengakibatkan pencemaran, yaitu busa atau buih. Busa yang dihasilkan detergen tidak sanggup dipecahkan mikroorganisme, kesannya jikalau busa masuk ke sungai akan terapung diatas air sungai yang mengakibatkan sinar matahari tidak sanggup menembus ke dalam air sungai. Busa yang berlimpah menimbulkan pencemaran air , biasanya dihasilkan dari pabrik-pabrik dan limbah rumah tangga. Untuk mengurangi problem pencemaran busa, ketika ini diproduksi detergen yang tidak berbusa tetapi daya cucinya relative baik.
Selain dari pembakaran hutan, asap hitam dari knalpot kendaraan beroda empat sanggup mengakibatkan pencemaran udara. Asap dari kendaraan beroda empat berasal hasil dari pembakaran materi bakar yang kurang sempurna. Partikel-partikel halus dari karbon yang hitam ikut keluar dengan gas CO2 dan uap air. Asap hitam juga sanggup di hasilkan dari pabrik-pabrik industri. Asap akan lebih berbahaya jikalau mengandung gas-gas beracun, ibarat CO, SO3, dan NO2. Untuk mencegah pencemaran ini, asap pabrik-pabrik hasil pembakaran harus diolah terlebih dahulu, contohnya dengan alat Cottrel, sehinga asap yang keluar tidak berbahaya.
Seperti contohnya, di London pada tahun 1952 pernah terjadi “smog” yaitu asap yang bersatu dengan kabut, mengakibatkan maut cukup banyak. Smog ketika itu mengandung gas SO2. SO2 bereaksi dengan air dan oksigen membentuk asam sulfat (H2SO4) yang sanggup mengakibatkan iritasi pada pernapasan.
Koloid lain yang mengakibatkan pencemaran, yaitu busa atau buih. Busa yang dihasilkan detergen tidak sanggup dipecahkan mikroorganisme, kesannya jikalau busa masuk ke sungai akan terapung diatas air sungai yang mengakibatkan sinar matahari tidak sanggup menembus ke dalam air sungai. Busa yang berlimpah menimbulkan pencemaran air , biasanya dihasilkan dari pabrik-pabrik dan limbah rumah tangga. Untuk mengurangi problem pencemaran busa, ketika ini diproduksi detergen yang tidak berbusa tetapi daya cucinya relative baik.
Soal dan Pembahasan Sifat Sistem Koloid
1. Apakah yang dimaksud dengan Efek Tyndall? Berikan contohnya dalam kehidupan sehari hari!
Jawab : Efek Tyndall ialah insiden penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid sehingga tampak lintasan berkas sinar tersebut. Contohnya ialah Sorot lampu kendaraan beroda empat pada malam yang berkabut
2. Sebutkan beberapa teladan koloid pelindung yang ada dalam kehidupan sehari-hari!
Jawab :
a. Pada pembuatan es krim dipakai gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula
b. Cat dan tinta sanggup bertahan usang lantaran menggunakan suatu koloid pelindung
3. Bagaimanakah norit bisa menyembuhkan penyakit perut akhir diare?
Jawab : norit ialah karbon berasal dari tumbuh flora yang diaktifkan dengan kuat. Oleh lantaran itu pengobatan dengan menggunakan norit walaupun dalam jumlah banyak tidak berbahaya terhadap anak anak maupun orang dewasa. Daya serap yang berpengaruh dari norit sangat baik untuk menghilangkan gangguan gangguan dalam perut dan keracunan makanan
4. Jelaskan perbedaan antara koloid liofil dan liofob!
4. Jelaskan perbedaan antara koloid liofil dan liofob!
Jawab : berikut ini merupakan perbedaan liofil dan liofob :
No. | Liofob | |
1. | Stabil dan mantap | Kurang stabil |
2. | Terdiri atas zat organik | Terdiri atas zat organik |
3. | Muatan listrik tergantung pada medium | Muatan listrik hanya tertentu |
5. Apa yang dimaksud dengan elektroforesis?
Jawab : ekektoforesis ialah insiden pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
Demikianlah Artikel Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia
Sekianlah artikel Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Sifat Sistem Koloid Dalam Ilmu Kimia dengan alamat link https://rahasiarumuspendidikan.blogspot.com/2017/11/sifat-sistem-koloid-dalam-ilmu-kimia.html