Pertemuan
Friday, May 1, 2020
Edit
Pertemuan - Hallo sahabat Rahasia Rumus Pendidikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pertemuan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Cerpen, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Pertemuan
link : Pertemuan

Sudah seminggu Raka berada di Solo. Ia ditugaskan untuk mencari gosip sekaligus mengabadikan beberapa insiden di dalam gambar dengan kamera kesayangannya. Kamera itu telah menemaninya sepuluh tahun yang kemudian yang merupakan kenangan terakhir dari almarhum ayahnya. Beberapa gosip telah ia dapatkan dan sudah dikirimkan ke redaksi melalui email. Namun ia masih tetap diberi kiprah untuk tetap di solo. Entah kapan ia harus berada di Solo.
Ia begitu suka dengan keadaan kota Solo. Cukup menyenangkan baginya, dari pada kota kelahirannya, Jakarta. Menurutnya budaya cukup kental di solo dan itulah yang membuatnya betah. Yah, itulah pekerjaannya sebagai juru tulis sekaligus juru gambar perihal kebudayaan. Berpuluh-puluh kota pernah ia singgahi. Namun agaknya ia akan usang ditugaskan di Solo ini.
Suatu malam, dikala ia gres selesai mengirim gosip lewat email. Ia berjalan-jalan mengitari kota Solo. Dengan sepeda motornya ia berkeliling Solo. Sampailah ia pada sebuah warung hik. Ia melepas penat di sana dengan memesan kopi hangat untuk melawan dinginnya malam kota Solo. Malam itu sempurna pukul sebelas. Warung hik itu tidak begitu ramai, hanya dua orang dan satu penjual yang sedang mengobrol di sana dikala Raka akan datang. Raka tidak ukut dalam dialog itu, ia menentukan duduk lesehan sendiri di sebuah tikar yang kosong di sebelah hik itu.
Raka mengarahkan kameranya dengan pencahayaan yang diadaptasi keadaan malam itu. Tak sengaja kameranya menangkap sosok seorang gadis. Kalau dikira-kira masih seumuran dengan Raka. Ia pun mengambil gambar gadis itu. Raka mengamati gadis itu dengan seksama dengan kedua matanya. Tampak elok dari kejauhan. Sambil menyeruput kopinya, ia tetap memandang gadis itu. Gadis yang sedang duduk di sebuah halte. Ia membatin “sedang apa gadis itu malam-malam begini?”. Raka menangkap gerak-gerik gadis itu yang sedang gelisah. Semakin usang gadis itu semakin gelisah. Tidak tahu mengapa Raka ingin mengetahui secara dekat perihal gadis itu. Ia kemudian membayar kopinya dan pergi mendekati gadis itu.
“Maaf mbak, malam-malam begini bus sudah tidak ada” Raka membuka pembicaraan.
“Maaf mas, saya menunggu sobat saya yang akan menjemput, namun tidak juga datang”
“Bukannya berniat apa-apa, bolehkah saya menemani mbak di sini, malam-malam banyak bahaya”
“Ehm....ya terima kasih”
Ternyata mereka berdua memiliki sifat yang gampang akrab. Mereka pun saling ngobrol perihal diri mereka masing-masing. Ternyata gadis itu berjulukan Hesty. Dari ceritanya, ia minggat dari rumah alasannya ialah bertengkar dengan orang tuanya. Semua itu berawal dari ketidaksetujuan Hesty untuk dijodohkan dengan lelaki pilihan orang tuanya. Raka mengerti kesedihan yang dialami oleh Hesty, seorang gadis yang gres saja dikenalinya. Malam itu bahwasanya Hesty tak menunggu temannya, ia hanya ingin sendiri dengan otak penuh tanda tanya untuk tetapkan pulang ke rumah atau tidak. Dan ia pun bertekad untuk tidak pulang ke rumah.
“Terus malam ini kau mau di sini terus?, malam-malam gadis menyerupai kau di sini sangat berbahaya” Raka bertanya pada Hesty.
“Pokoknya saya tak ingin pulang malam inai, kalaupun pulang, saya ingin besok, lusa atau bahkan tidak pulang sama sekali”
Mereka tenang dalam pembicaraan. Namun tiba-tiba Raka mengajak hesty untuk pergi ke suatu tempat. Tampaknya Hesty begitu percaya penuh dengan Raka. Penampilan Raka memang rapi dan tak ada tampang preman sedikitpun. Ia sangat berkarakter menjadi seorang wartawan. Raka mengajak Hesty untuk pergi mengelilingi kota Solo. Mereka mulai berjelajah dengan sepeda motor dari ujung jalan ke jalan lain, hingga ke kompleks-kompleks perumahan. Sudah tampak senyum pada Hesty yang semula hanya berselimut mendung kesedihan.
Jam mengatakan sekitar pukul dua dini hari. Mereka tetapkan untuk beristirahat. Lelah seharian mencari gosip tak dirasakan oleh Raka. Entah mengapa hal itu sanggup terjadi. Padahal biasanya bila Raka lelah mencari gosip seharian ia akan tidur lebih awal alasannya ialah kantuk yang tak tertahan. Mereka beristirahat pada sebuah jembatan ditepi sawah pinggiran kota Solo sambil mendengarkan gemiricik air dan bunyi serngga malam yang menciptakan semacam melodi alami.
“Aku tak ingin melupakan indah malam ini” hesty membuka pembicaraan.
“Aku juga, saya tidak tahu mengapa saya sanggup senyaman ini dekat dengan seorang gadis, apalagi gres beberapa jam kemudian saya mengenalnya”
Tak berapa usang kemudian muncul kendaraan beroda empat kolam terbuka dari ujung jalan. Dan ternyata kendaraan beroda empat itu ialah kendaraan beroda empat polisi yang sedang patroli malam. Mereka ditanyai polisi perihal keberadaan mereka di kawasan yang sepi itu. Akhirnya untuk mendapat info yang terang polisi membawa mereka ke kantor polisi. Di sana mereka dituduh melaksanakan perbuatan maksiat ditempat umum. Dan malam itu pun sebelum mereka berada dalam cengkeraman polisi, ada laporan perihal orang hilang. Dan ternyata pelapor tadi ialah orang renta Hesty. Kasus semakin mencuat alasannya ialah Raka sanggup dituduh sebagai orang yang membawa lari anak gadis orang lain.
Pagi hari orang renta Hesty tiba di kantor polisi. Raka menjelaskan duduk permasalahannya kepada polisi maupun orang renta Hesty. Dari penjelasannya, tuduhan dan kasus yang menimpa Raka dan Hesty dicabut. Dari insiden itu Hesty semakin dekat dengan Raka. Orang renta Hesty pun suka dengan Raka. Mereka membatalkan untuk menjodohkan Hesty dengan seorang lelaki pilihannya. Tak selang beebrapa hari, alasannya ialah sebuah kecocokan, Hesty pun menjadi kekasih Raka. Tak hanya itu, Raka sudah tegas dan telah melamar secara pribadi kepada orang renta Hesty.
Namun seminggu sebelum pertunangan, Raka mendapat kiprah untuk meliput konflik di Timur Tengah, menggantikan rekan wartawannya yang sakit parah. Secara umum ini ialah bukan bidangnya, walau secara teknis ia niscaya sanggup melakukannya. Dengan jiwa kewartawannya ia berangkat memenuhi kiprah itu. Sebelumnya ia minta ijin dari Hesty dan orang tuanya sekaligus menunda program pertunangan. Ia berjanji pada Hesty akan kembali sesudah tugasnya selesai, alasannya ialah kiprah ini hanyalah kiprah cadangan untuk mengisi kekosongan. Ia niscaya akan kembali ke Solo.
Dalam sebuah pancaran kasih sayang, Hesty setia menunggu kekasih hatinya. Kekasih hati yang ia kenal dalam waktu yang singkat. Namun aura cinta mereka memang sangat kuat.
Hesty hanya bengong di ruang tamu rumahnya sambil menatap foto Raka yang berukuran empat kali tiga centimeter. Sudah sebulan ini Raka ditugaskan ke Timur Tengah. Hanya seminggu sekali Raka menelepon Hesty perihal keberadaannya. Setiap menelepon, Raka memberi tahu kalau ia belum tahu kapan tugasnya beakahir. Dan ini genap satu bulan. Terakhir raka menelepon hesty bahwa tugasnya masih sekitar satu hingga dua bulan lagi.
Sebuah ketukan pintu mengagetkan Hesty. Ia tergagap dan lamunannya pun buyar. Ia membuka pintu itu. Dengan wajah kaget Hesty menatap apa yang dilihatnya di depan pintu. Belum sempat ia melepas kagetnya, Orang di depan pintu segera memeluk Hesty dan berkata “ Kejutan untukmu sayang, saya telah kembali tanpa mengabarimu terlebih dahulu”.
Anda sekarang membaca artikel Pertemuan dengan alamat link https://rahasiarumuspendidikan.blogspot.com/2020/05/pertemuan.html
Judul : Pertemuan
Pertemuan

Sudah seminggu Raka berada di Solo. Ia ditugaskan untuk mencari gosip sekaligus mengabadikan beberapa insiden di dalam gambar dengan kamera kesayangannya. Kamera itu telah menemaninya sepuluh tahun yang kemudian yang merupakan kenangan terakhir dari almarhum ayahnya. Beberapa gosip telah ia dapatkan dan sudah dikirimkan ke redaksi melalui email. Namun ia masih tetap diberi kiprah untuk tetap di solo. Entah kapan ia harus berada di Solo.
Ia begitu suka dengan keadaan kota Solo. Cukup menyenangkan baginya, dari pada kota kelahirannya, Jakarta. Menurutnya budaya cukup kental di solo dan itulah yang membuatnya betah. Yah, itulah pekerjaannya sebagai juru tulis sekaligus juru gambar perihal kebudayaan. Berpuluh-puluh kota pernah ia singgahi. Namun agaknya ia akan usang ditugaskan di Solo ini.
Suatu malam, dikala ia gres selesai mengirim gosip lewat email. Ia berjalan-jalan mengitari kota Solo. Dengan sepeda motornya ia berkeliling Solo. Sampailah ia pada sebuah warung hik. Ia melepas penat di sana dengan memesan kopi hangat untuk melawan dinginnya malam kota Solo. Malam itu sempurna pukul sebelas. Warung hik itu tidak begitu ramai, hanya dua orang dan satu penjual yang sedang mengobrol di sana dikala Raka akan datang. Raka tidak ukut dalam dialog itu, ia menentukan duduk lesehan sendiri di sebuah tikar yang kosong di sebelah hik itu.
Raka mengarahkan kameranya dengan pencahayaan yang diadaptasi keadaan malam itu. Tak sengaja kameranya menangkap sosok seorang gadis. Kalau dikira-kira masih seumuran dengan Raka. Ia pun mengambil gambar gadis itu. Raka mengamati gadis itu dengan seksama dengan kedua matanya. Tampak elok dari kejauhan. Sambil menyeruput kopinya, ia tetap memandang gadis itu. Gadis yang sedang duduk di sebuah halte. Ia membatin “sedang apa gadis itu malam-malam begini?”. Raka menangkap gerak-gerik gadis itu yang sedang gelisah. Semakin usang gadis itu semakin gelisah. Tidak tahu mengapa Raka ingin mengetahui secara dekat perihal gadis itu. Ia kemudian membayar kopinya dan pergi mendekati gadis itu.
“Maaf mbak, malam-malam begini bus sudah tidak ada” Raka membuka pembicaraan.
“Bukannya berniat apa-apa, bolehkah saya menemani mbak di sini, malam-malam banyak bahaya”
“Ehm....ya terima kasih”
Ternyata mereka berdua memiliki sifat yang gampang akrab. Mereka pun saling ngobrol perihal diri mereka masing-masing. Ternyata gadis itu berjulukan Hesty. Dari ceritanya, ia minggat dari rumah alasannya ialah bertengkar dengan orang tuanya. Semua itu berawal dari ketidaksetujuan Hesty untuk dijodohkan dengan lelaki pilihan orang tuanya. Raka mengerti kesedihan yang dialami oleh Hesty, seorang gadis yang gres saja dikenalinya. Malam itu bahwasanya Hesty tak menunggu temannya, ia hanya ingin sendiri dengan otak penuh tanda tanya untuk tetapkan pulang ke rumah atau tidak. Dan ia pun bertekad untuk tidak pulang ke rumah.
“Terus malam ini kau mau di sini terus?, malam-malam gadis menyerupai kau di sini sangat berbahaya” Raka bertanya pada Hesty.
“Pokoknya saya tak ingin pulang malam inai, kalaupun pulang, saya ingin besok, lusa atau bahkan tidak pulang sama sekali”
Mereka tenang dalam pembicaraan. Namun tiba-tiba Raka mengajak hesty untuk pergi ke suatu tempat. Tampaknya Hesty begitu percaya penuh dengan Raka. Penampilan Raka memang rapi dan tak ada tampang preman sedikitpun. Ia sangat berkarakter menjadi seorang wartawan. Raka mengajak Hesty untuk pergi mengelilingi kota Solo. Mereka mulai berjelajah dengan sepeda motor dari ujung jalan ke jalan lain, hingga ke kompleks-kompleks perumahan. Sudah tampak senyum pada Hesty yang semula hanya berselimut mendung kesedihan.
Jam mengatakan sekitar pukul dua dini hari. Mereka tetapkan untuk beristirahat. Lelah seharian mencari gosip tak dirasakan oleh Raka. Entah mengapa hal itu sanggup terjadi. Padahal biasanya bila Raka lelah mencari gosip seharian ia akan tidur lebih awal alasannya ialah kantuk yang tak tertahan. Mereka beristirahat pada sebuah jembatan ditepi sawah pinggiran kota Solo sambil mendengarkan gemiricik air dan bunyi serngga malam yang menciptakan semacam melodi alami.
“Aku tak ingin melupakan indah malam ini” hesty membuka pembicaraan.
“Aku juga, saya tidak tahu mengapa saya sanggup senyaman ini dekat dengan seorang gadis, apalagi gres beberapa jam kemudian saya mengenalnya”
Tak berapa usang kemudian muncul kendaraan beroda empat kolam terbuka dari ujung jalan. Dan ternyata kendaraan beroda empat itu ialah kendaraan beroda empat polisi yang sedang patroli malam. Mereka ditanyai polisi perihal keberadaan mereka di kawasan yang sepi itu. Akhirnya untuk mendapat info yang terang polisi membawa mereka ke kantor polisi. Di sana mereka dituduh melaksanakan perbuatan maksiat ditempat umum. Dan malam itu pun sebelum mereka berada dalam cengkeraman polisi, ada laporan perihal orang hilang. Dan ternyata pelapor tadi ialah orang renta Hesty. Kasus semakin mencuat alasannya ialah Raka sanggup dituduh sebagai orang yang membawa lari anak gadis orang lain.
Pagi hari orang renta Hesty tiba di kantor polisi. Raka menjelaskan duduk permasalahannya kepada polisi maupun orang renta Hesty. Dari penjelasannya, tuduhan dan kasus yang menimpa Raka dan Hesty dicabut. Dari insiden itu Hesty semakin dekat dengan Raka. Orang renta Hesty pun suka dengan Raka. Mereka membatalkan untuk menjodohkan Hesty dengan seorang lelaki pilihannya. Tak selang beebrapa hari, alasannya ialah sebuah kecocokan, Hesty pun menjadi kekasih Raka. Tak hanya itu, Raka sudah tegas dan telah melamar secara pribadi kepada orang renta Hesty.
Namun seminggu sebelum pertunangan, Raka mendapat kiprah untuk meliput konflik di Timur Tengah, menggantikan rekan wartawannya yang sakit parah. Secara umum ini ialah bukan bidangnya, walau secara teknis ia niscaya sanggup melakukannya. Dengan jiwa kewartawannya ia berangkat memenuhi kiprah itu. Sebelumnya ia minta ijin dari Hesty dan orang tuanya sekaligus menunda program pertunangan. Ia berjanji pada Hesty akan kembali sesudah tugasnya selesai, alasannya ialah kiprah ini hanyalah kiprah cadangan untuk mengisi kekosongan. Ia niscaya akan kembali ke Solo.
Dalam sebuah pancaran kasih sayang, Hesty setia menunggu kekasih hatinya. Kekasih hati yang ia kenal dalam waktu yang singkat. Namun aura cinta mereka memang sangat kuat.
Hesty hanya bengong di ruang tamu rumahnya sambil menatap foto Raka yang berukuran empat kali tiga centimeter. Sudah sebulan ini Raka ditugaskan ke Timur Tengah. Hanya seminggu sekali Raka menelepon Hesty perihal keberadaannya. Setiap menelepon, Raka memberi tahu kalau ia belum tahu kapan tugasnya beakahir. Dan ini genap satu bulan. Terakhir raka menelepon hesty bahwa tugasnya masih sekitar satu hingga dua bulan lagi.
Sebuah ketukan pintu mengagetkan Hesty. Ia tergagap dan lamunannya pun buyar. Ia membuka pintu itu. Dengan wajah kaget Hesty menatap apa yang dilihatnya di depan pintu. Belum sempat ia melepas kagetnya, Orang di depan pintu segera memeluk Hesty dan berkata “ Kejutan untukmu sayang, saya telah kembali tanpa mengabarimu terlebih dahulu”.
Demikianlah Artikel Pertemuan
Sekianlah artikel Pertemuan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pertemuan dengan alamat link https://rahasiarumuspendidikan.blogspot.com/2020/05/pertemuan.html