Definisi Combustio (Luka Bakar) Berdasarkan Para Jago Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Serta Penyembuhannya

Definisi Combustio (Luka Bakar) Berdasarkan Para Jago Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Serta Penyembuhannya - Hallo sahabat Rahasia Rumus Pendidikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Definisi Combustio (Luka Bakar) Berdasarkan Para Jago Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Serta Penyembuhannya, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kesehatan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Definisi Combustio (Luka Bakar) Berdasarkan Para Jago Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Serta Penyembuhannya
link : Definisi Combustio (Luka Bakar) Berdasarkan Para Jago Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Serta Penyembuhannya

Baca juga


Definisi Combustio (Luka Bakar) Berdasarkan Para Jago Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Serta Penyembuhannya

Definisi Combustio (Luka Bakar) Menurut Para Ahli Dan Klasifikasi Serta Penyembuhannya
**COMBUSTIO (LUKA BAKAR)
A. PENGERTIAN COMBUSTIO / LUKA BAKAR MENURUT PARA AHLI
   a. Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas pada tubuh, panas sanggup dipindahkan oleh hantaran/radiasi electromagnet (Brunner & Suddarth, 2002).

  b. Luka bakar yaitu kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontrak dengan sumber panas menyerupai api, air, panas, materi kimia, listrik dan radiasi (Moenajar, 2002).

  c. Luka bakar yaitu kerusakan pada kulit diakibatkan oleh panas, kimia atau radio aktif (Wong, 2003).
  d. Luka bakar yaitu suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas menyerupai api, air panas, materi kimia, listrik dan radiasi. Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid (misalnya bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas.

Ledakan sanggup menjadikan luka bakar dan mengakibatkan kerusakan organ. Bahan kimia terutama asam mengakibatkan kerusakan yang ahli akhir reaksi jaringan sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang mengakibatkan gangguan proses penyembuhan. Lama kontak jaringan dengan sumber panas memilih luas dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin usang waktu kontak, semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi (Moenadjat, 2003).

    e. Luka bakar yaitu suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas, materi kimia, listrik dan radiasi. Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis, maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kontak dengan sumber panas/penyebabnya. Kedalaman luka bakar akan menghipnotis kerusakan/ gangguan integritas kulit dan janjkematian sel-sel (Yepta, 2003).

    f. Luka bakar yaitu luka yang terjadi lantaran terbakar api eksklusif maupun tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun materi kimia. Luka bakar lantaran api atau akhir tidak eksklusif dari api, contohnya tersiram air panas banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga (Sjamsuidajat, 2004).

    g. Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi, dan disebabkan banyak faktor, yaitu fisik menyerupai api, air panas, listrik menyerupai kabel listrik yang mengelupas, petir, atau materi kimia menyerupai asam atau basa berpengaruh (Triana, 2007).

    h. Luka bakar yaitu suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik materi kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Kusumaningrum, 2008).

    i. Luka bakar sanggup berasal dari banyak sekali sumber, dari api, matahari, uap, listrik, materi kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar sanggup saja hanya berupa luka ringan yang sanggup diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam nyawa yang membutuhkan perawatan medis yang intensif (Precise, 2011)
B. KLASIFIKASI COMBUSTIO/ LUKA BAKAR
  1. Berdasarkan penyebab:
      a. Luka bakar lantaran api
      bLuka bakar lantaran air panas
      cLuka bakar lantaran materi kimia
      dLuka bakar lantaran listrik
      eLuka bakar lantaran radiasi
       fLuka bakar lantaran suhu  rendah (frost bite)

  2. Berdasarkan  kedalaman  luka bakar:
      aLuka bakar derajat I
Luka bakar derajat pertama yaitu setiap luka bakar yang di dalam proses penyembuhannya tidak meninggalkan jaringan parut. 
      bLuka bakar derajat II
Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau pucat, terletak lebih tinggi di atas permukaan kulit normal, nyeri lantaran ujungujung saraf teriritasi. Luka bakar derajat II ada dua:

          1)Derajat II dangkal (superficial)
Kerusakan yang mengenai penggalan superficial dari dermis, apendises kulit menyerupai folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Luka sembuh dalam waktu 10-14 hari.
          2)Derajat II dalam (deep)
Kerusakan hampir seluruh penggalan dermis. Apendises kulit menyerupai folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian masih utuh. Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.

      c. Luka bakar derajat III
Kerusakan mencakup seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam, apendises kulit menyerupai folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak, tidak ada pelepuhan, kulit berwarna abu-abu atau coklat, kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar lantaran koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis, tidak timbul rasa nyeri. Penyembuhan usang lantaran tidak ada proses epitelisasi spontan.

  3. Berdasarkan  tingkat  keseriusan luka
      a. Luka bakar ringan (minor)
          1) Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
          2) Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
          3) Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan kaki dan perineum).
      b. Luka bakar sedang (moderate burn)
          1) Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III                     kurang dari 10 %
          2) Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau remaja > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
          3) Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun remaja yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.
      c. Luka bakar berat (major burn)
          1) Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahun
          2) Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertama
          3) Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
         4) Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakar
          5) Luka bakar listrik tegangan tinggi
          6) Disertai trauma lainnya
          7) Pasien-pasien dengan resiko tinggi.
Baca juga Definisi Serta Berbagai Macam Pre-Eklampsia Dan Eklampsia
Definisi Combustio (Luka Bakar) Menurut Para Ahli Dan Klasifikasi Serta Penyembuhannya
C. ETIOLOGI COMBUSTIO/ LUKA BAKAR
Luka bakar (Combustio) sanggup disebabkan oleh paparan api, baik secara eksklusif maupun tidak langsung, misal akhir tersiram air panas yang banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun materi kimia juga sanggup mengakibatkan luka bakar. Secara garis besar, penyebab terjadinya luka bakar sanggup dibagi menjadi:

    1. Paparan api
Flame: Akibat kontak eksklusif antara jaringan dengan api terbuka, dan mengakibatkan cedera eksklusif ke jaringan tersebut. Api sanggup memperabukan pakaian terlebih dahulu gres mengenai tubuh. Serat alami mempunyai kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau menyala dan menjadikan cedera suplemen berupa cedera kontak.

Benda panas (kontak): Terjadi akhir kontak eksklusif dengan benda panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak. Contohnya antara lain yaitu luka bakar akhir rokok dan alat-alat menyerupai solder besi atau peralatan masak.

    2. Scalds (air panas)
Terjadi akhir kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin usang waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka yang disengaja atau akhir kecelakaan sanggup dibedakan menurut referensi luka bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya mengatakan referensi percikan, yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang disengaja, luka umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam referensi sirkumferensial dengan garis yang menandai permukaan cairan.

    3. Uap panas
Terutama ditemukan di tempat industri atau akhir kecelakaan radiator mobil. Uap panas menjadikan cedera luas akhir kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas sanggup mengakibatkan cedera hingga ke jalan masuk napas distal di paru.

    4. Gas panas
Inhalasi mengakibatkan cedera thermal pada jalan masuk nafas penggalan atas dan oklusi jalan nafas akhir edema.
    5. Aliran listrik
Cedera timbul akhir anutan listrik yang lewat menembus jaringan tubuh. Umumnya luka bakar mencapai kulit penggalan dalam. Listrik yang mengakibatkan percikan api dan memperabukan pakaian sanggup mengakibatkan luka bakar tambahan.
    6. Zat kimia (asam atau basa)
    7. Radiasi
    8. Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.

D. PENYEMBUHAN LUKA COMBUSTIO/ LUKA BAKAR
Proses yang lalu pada jaringan rusak ini yaitu penyembuhan luka yang sanggup dibagi dalam 3 fase:
    1. Fase inflamasi
Fase yang berentang dari terjadinya luka bakar hingga 3-4 hari pasca luka bakar. Dalam fase ini terjadi perubahan vaskuler dan proliferasi seluler. Daerah luka mengalami agregasi trombosit dan mengeluarkan serotonin, mulai timbul epitelisasi.

    2. Fase proliferasi
Fase proliferasi disebut fase fibroplasia lantaran yang terjadi proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung hingga ahad ketiga. Pada fase proliferasi luka dipenuhi sel radang, fibroplasia dan kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan berbenjol halus yang disebut granulasi.

Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasar dan mengisi permukaan luka, tempatnya diisi sel gres dari proses mitosis, proses migrasi terjadi ke arah yang lebih rendah atau datar. Proses fibroplasia akan berhenti dan mulailah proses pematangan.

    3. Fase maturasi
Terjadi proses pematangan kolagen. Pada fase ini terjadi pula penurunan acara seluler dan vaskuler, berlangsung hingga 8 bulan hingga lebih dari 1 tahun dan berakhir jikalau sudah tidak ada gejala radang. Bentuk final dari fase ini berupa jaringan parut yang berwarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.

E. LUAS LUKA BAKAR
Berat luka bakar (Combustio) bergantung pada dalam, luas, dan letak luka. Usia dan kesehatan pasien sebelumnya akan sangat menghipnotis prognosis. Adanya trauma inhalasi juga akan menghipnotis berat luka bakar. Jaringan lunak tubuh akan terbakar bila terpapar pada suhu di atas 46oC. Luasnya kerusakan akan ditentukan oleh suhu permukaan dan lamanya kontak.

Luka bakar mengakibatkan koagulasi jaringan lunak. Seiring dengan peningkatan suhu jaringan lunak, permeabilitas kapiler juga meningkat, terjadi kehilangan cairan, dan viskositas plasma meningkat dengan resultan pembentukan mikrotrombus. Hilangnya cairan sanggup mengakibatkan hipovolemi dan syok, tergantung banyaknya cairan yang hilang dan respon terhadap resusitasi.

Luka bakar juga mengakibatkan peningkatan laju metabolik dan energi metabolisme. Semakin luas permukaan tubuh yang terlibat, morbiditas dan mortalitasnya meningkat, dan penanganannya juga akan semakin kompleks.  Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Ada beberapa metode cepat untuk memilih luas luka bakar, yaitu:

   1. Estimasi luas luka bakar memakai luas permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan individu mewakili1% luas permukaan tubuh. Luas luka bakar hanya dihitung pada pasien dengan derajat luka II atau III.
    2. Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa
Pada remaja dipakai ‘rumus 9’, yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%. Sisanya 1% yaitu tempat genitalia.

Rumus ini membantu menaksir luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada orang dewasa. Wallace membagi tubuh atas penggalan 9% atau kelipatan 9 yang populer dengan nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:
a. Kepala dan leher                                     : 9%
b. Lengan masing-masing 9%                       : 18%
c. Badan depan 18%, tubuh belakang 18% : 36%
d. Tungkai maisng-masing 18%                   : 36%
e. Genetalia/perineum                                   : 1%
    Total                                                          : 100%

Pada anak dan bayi dipakai rumus lain lantaran luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas permukaan penggalan tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi, dan rumus 10-15-20 untuk anak.

    3. Metode Lund dan Browder
Metode yang diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi massa tubuh di kepala pada anak. Metode ini dipakai untuk estimasi besarnya luas permukaan pada anak. Apabila tidak tersedia tabel tersebut, asumsi luas permukaan tubuh pada anak sanggup memakai ‘Rumus 9’ dan diubahsuaikan dengan usia:

    * Pada anak di bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap tungkai 14%. Torso dan lengan persentasenya sama dengan dewasa.
    * Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun, tambahkan 0.5% untuk tiap tungkai dan turunkan persentasi kepala sebesar 1% hingga tercapai nilai dewasa.

F. KOMPLIKASI COMBUSTIO/ LUKA BAKAR
    1. Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
    2. Sindrom kompartemen
Sindrom kompartemen merupakan proses terjadinya pemulihan integritas kapiler, trauma luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal mengakibatkan obstruksi anutan darah sehingga terjadi iskemia.

    3. Adult Respiratory Distress Syndrome
Akibat kegagalan respirasi terjadi jikalau derajat gangguan ventilasi dan pertukaran gas sudah mengancam jiwa pasien.
    4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan gejala ileus paralitik akhir luka bakar. Distensi lambung dan nausea sanggup mengakibatnause. Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akhir stress fisiologik yang massif (hipersekresi asam lambung) sanggup ditandai oleh darah okulta dalam feces, regurgitasi muntahan atau vomitus yang berdarha, ini merupakan gejala ulkus curling.

   5. Syok sirkulasi terjadi akhir kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik yang terjadi sekunder akhir resusitasi cairan yang adekuat. Tandanya biasanya pasien mengatakan mental berubah, perubahan status respirasi, penurunan haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah jantung, tekanan cena sentral dan peningkatan frekuensi denyut nadi.

    6. Gagal ginjal akut
Haluran urine yang tidak memadai sanggup mengatakan resusiratsi cairan yang tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin terdektis dalam urine.
Itulah pembahasan mengenai Definisi Combustio (Luka Bakar) Menurut Para Ahli Dan Klasifikasi Serta Penyembuhannya


Demikianlah Artikel Definisi Combustio (Luka Bakar) Berdasarkan Para Jago Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Serta Penyembuhannya

Sekianlah artikel Definisi Combustio (Luka Bakar) Berdasarkan Para Jago Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Serta Penyembuhannya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Definisi Combustio (Luka Bakar) Berdasarkan Para Jago Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Serta Penyembuhannya dengan alamat link https://rahasiarumuspendidikan.blogspot.com/2018/05/definisi-combustio-luka-bakar.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel