Pengertian, Struktur Teks Dongeng Fabel, Kaidah Kebahasaan Serta Teladan Teks Dongeng Fabel

Pengertian, Struktur Teks Dongeng Fabel, Kaidah Kebahasaan Serta Teladan Teks Dongeng Fabel - Hallo sahabat Rahasia Rumus Pendidikan, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pengertian, Struktur Teks Dongeng Fabel, Kaidah Kebahasaan Serta Teladan Teks Dongeng Fabel, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Bahasa Indonesia, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pengertian, Struktur Teks Dongeng Fabel, Kaidah Kebahasaan Serta Teladan Teks Dongeng Fabel
link : Pengertian, Struktur Teks Dongeng Fabel, Kaidah Kebahasaan Serta Teladan Teks Dongeng Fabel

Baca juga


Pengertian, Struktur Teks Dongeng Fabel, Kaidah Kebahasaan Serta Teladan Teks Dongeng Fabel

Teks kisah fabel yakni pokok pembahasan utama pada bahan pelajaran bahasa indonesia berikut ini. Adapun sub pembahasan teks kisah fabel yang akan diuraikan secara lengkap yakni :
1. Pengertian teks kisah fabel.
2. Struktur teks kisah fabel.
3. Kaidah kebahasaan teks kisah fabel.
4. Contoh teks kisah fabel lengkap dengan strukturnya.

Sehingga, dengan klarifikasi #4 sub teks kisah fabel mirip yang telah disebutkan diatas maka diperlukan sanggup membantu anda dalam memahami teks kisah fabel dalam bahan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah. Simak dan pelajari dengan cermat bahan teks kisah fabel berikut ini.


Pengertian teks kisah fabel

Cerita fabel yakni kisah mengenai kehidupan hewan yang berprilaku layaknya mirip insan (prilakunya mirip tingkah manusia). Cerita fabel tergolong kedalam jenis kisah fiksi (cerita fiksi adalah suatu kisah yang bukan berasal dari kehidupan yang aktual atau disebut juga dengan kisah fiktif). Cerita fabel disebut juga dengan kisah moral, hal tersebut dikarenakan pesan yang terdapat didalam kisah fabel sangat erat kaitannya dengan susila kehidupan.

Adapun tokoh yang berperan didalam kisah fabel biasanya yakni binatang. Akan tetapi pada kisah fabel, bukan hanya mengisahkan wacana kehidupan hewan saja, melainkan juga mengisahkan wacana bagaimana kehidupan insan dengan seluruh karakter yang dimilikinya. Jadi, tugas hewan yang terdapat didalam kisah fabel memiliki karakter layaknya manusia, antara lain mirip :

1. Baik dan jahat.
2. Jujur dan pembohong.
3. Sopan dan tidak sopan.
4. Pintar dan bodoh.
5. Menyukai persahabatan dan tidak senang bersahabat.
6. Licik dan culas.
7. Melakukan perbuatan dan tingkah yang terpuji.
8. Sombong, angkuh, keras kepala, suka menipu.
9. Egois (ingin menang sendiri).
10. Pendiam, periang dan lain sebagainya.

Oleh lantaran itu, kisah fabel menjadi primadona utama sebagai salah satu sarana dengan potensi yang tinggi didalam menanamkan nilai-nilai susila dalam kehidupan semenjak dini. Dengan adanya bermacam-macam karakter tersebut, maka setiap penonton maupun pembaca kisah fabel sanggup menilai dan mempelajari pelajaran susila (nilai moral) yang terkandung di dalam kisah fabel itu sendiri.

Struktur teks kisah fabel

Apakah kalian sudah tau dan atau masih ingat pengertian struktur mirip yang telah dijelaskan pada teks kisah lainnya yang telah dibahas sebelumnya ?. Jika anda lupa, maka pengertian struktur yakni sesuatu rangkaian yang terdapat pada sebuah teks yang sifatnya membangun. Adapun struktur teks kisah fabel yakni antara lain mirip orientasi, komplikasi, resolusi serta koda. Berikut klarifikasi lebih lengkapnya :

1. Orientasi
Orientasi yakni bab permulaan pada sebuah kisah fabel yang berisikan dengan pengenalan kisah fabel tersebut yang diantaranya mirip pengenalan tokoh, pengenalan latar kawasan dan waktu, pengenalan background atau tema dan lain sebagainya.
2. Komplikasi
Komplikasi yakni titik puncak pada sebuah kisah yang berisikan mengenai puncak problem yang dialami dan dirasakan oleh tokoh.
3. Resolusi
Resolusi yakni bab dari teks yang berisikan dengan pemecahan permasalahan yang dialami dan dirasakan oleh tokoh.
4. Koda
Koda yakni bab terakhir dari teks kisah yang berisikan pesan-pesan dan atau amanat yang terdapat didalam kisah fabel itu sendiri.

Kaidah kebahasaan teks kisah fabel

Kaidah kebahasaan (dengan kata lain unsur kebahasaan) yakni ciri-ciri menurut dari bahasa yang dipakai pada sebuah teks kisah fabel. Berikut ini yakni #4 unsur kebahasaan (kaidah kebahasaan) pada teks kisah fabel yaitu sebagai berikut :

1. Kata kerja
Kata kerja yakni satu dari beberapa unsur (kaidah) kebahasaan pada teks kisah fabel. Adapun didalam kata kerja pada teks kisah fabel dibagi menjadi dua bagian. Adapun #2 bab kata kerja yang dimaksud yakni :

a. Kata kerja aktif transitif
Kata kerja aktif transitif yakni kata kerja aktif yang memerlukan objek dalam kalimat. Contoh kata kerja aktif transitif yakni memegang, mengangkat, memikul, mengendarai mendorong dan lain sebagainya.
b. Kata kerja aktif intransitif
Kata kerja aktif intransitif yakni kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek dalam kalimat. Contoh kata kerja aktif intransitif yakni diam, merenung, berfikir dan lain sebagainya.

2. Penggunaan kata sandang si dan sang
Didalam teks kisah fabel sangat sering dijumpai dan ditemukan penggunaan kata sandang si dan kata sandang sang. Adapun klarifikasi mengenai penggunaan kata sandang si dan kata sandang sang didalam teks kisah fabel akan dijelaskan secara lengkap dengan misalnya sebagai berikut :

Contoh kata sandang Si dan Sang
a. Sang kerbau berkeliling hutan sambil menyapa binatang-binatang lain yang berada dihutan tersebut.
b. Sang kerbau mengejek kepompong yang buruk yang tidak sanggup pergi kemana-mana.
c. Sang kerbau selalu membanggakan dirinya yang sanggup pergi ketempat yang ia sukai.
d. Si kepompong hanya sanggup berdiam saja dikala mendengarkan olok-olokan itu.
e. “Aku yakni kepompong yang pernah kamu ejek,” kata si kupu-kupu.

Berdasarkan referensi diatas maka kaidah pada penulisan si dan sang yakni secara terpisah dengan kata-kata yang mengikuti ataupun kata-kata yang di ikuti serta ditulis dengan memakai aksara kecil. Setelah kalian menyimak dan memperhatikan referensi mirip yang telah dijelaskan diatas, maka coba kalian bedakan dengan beberapa referensi dibawah :

a. “Mengapa si kecil menjadi sangat pemalu?” tanya ayah.
b. Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil yakni orang yang terpandang di kampungnya.

Perhatikan pada kata “kecil” didalam kalimat nomor 1 diatas yang dituliskan dengan memakai aksara kecil saja, hal tersebut dikarenakan bukan sebuah nama. Dan kemudian perhatikan pada kalimat kedua dalam kata “Kecil dan Kancil” yang dituliskan dengan memakai aksara kapital (besar), hal tersebut dikarenakan guna sebagai sebuah panggilan dan atau dengan kata lain disebut juga nama julukan.

3. Penggunaan kata keterangan kawasan dan waktu
Untuk menghidupkan suasana pada teks kisah fabel, biasanya selalu memakai kata keterangan kawasan dan juga kata keterangan waktu. Pada keterangan kawasan sering memakai kata depan “Di” dan pada keterangan waktu sering memakai kata depan “Pada, Informasi waktu dan lain-lain”.

Contoh kata keterangan kawasan dan waktu
a. Diceritakan pada suatu malam yang gelap gulita, ada seekor harimau berburu di hutan.
b. Pada suatu malam sang harimau kembali berburu ke hutan tersebut. Karena cuaca sedang turun hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur dan air.
c. Si kelinci mengangkat wortel tersebut dan menaruhnya ditempat yang tinggi yang lebih aman.
d. Kamu hanya sanggup menaruh wortel tersebut di pohon itu.

4. Penggunaan kata hubung lalu, kemudian dan akhirnya
Kata dari “lalu” dan “kemudian” memiliki arti yang sama, dimana kata-kata tersebut sering dipakai sebagai kata penghubung antar-kalimat dan juga sebagai penghubung intra-kalimat. Berbeda dengan kata “akhirnya” yang sering dipakai dalam penyimpulan serta pengakhiran gosip pada paragraf maupun pada teks, baik itu teks kisah fabel ataupun teks kisah lainnya.

Contoh kata hubung lalu, kemudian dan akhirnya
a. Setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, Aisyah berlari dengan cepat, kemudian menghampirinya, kemudian memeluk ibunya dengan erat alasannya yakni sudah usang tidak berjumpa.
b. Lalu, sang gajah menginjak ranting pohon tersebut.
c. Kemudian, sang semut berlari tanpa arah lantaran takut dipijak.
d. Akhirnya, sang semut memanjat sebuah pohon besar yang sekiranya aman.

Contoh teks kisah fabel lengkap dengan strukturnya

Ada aneka macam kisah fabel yang sering kita temui baik dibuku maupun di televisi. Namun yang sangat seringkali telihat pada program televisi. Contoh kisah fabel di televisi (TV) dan dibuku cetak yakni antaralain mirip :

1. Kartun animasi Pada Zaman Dahulu yang sering tayang di program TV swasta (MNC).
2. Spongebob Squarepants yang sering tayang di program TV swasta (Global).
3. Tom and Jerry.
4. Kupu-Kupu Berhati Mulia.
5. Winny The Pooh dan lain sebagainya.

Kalian niscaya tau kan dari kelima kisah fabel yang telah disebutkan diatas ?. Akan tetapi, hanya satu yang akan diuraikan dibawah lengkap dengan strukturnya yakni pada point no 4 yakni Teks Cerita Fabel Kupu-Kupu Berhati Mulia. Berikut ceritanya :
 yakni pokok pembahasan utama pada bahan pelajaran bahasa indonesia berikut ini Pengertian, Struktur Teks Cerita Fabel, Kaidah Kebahasaan Serta Contoh Teks Cerita Fabel

Kupu-Kupu Berhati Mulia

Orientasi
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagia, lantaran sanggup berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.

Komplikasi
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong yang buruk yang tidak sanggup pergi ke mana-mana.
“Hei, kepompong alangkah buruk nasibmu. Kamu hanya sanggup menggantung di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jikalau ranting itu patah?”.

Sang semut selalu membanggakan dirinya yang sanggup pergi ke kawasan ia suka. Bahkan, sang semut berpengaruh mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya yakni hewan yang paling hebat. Si kepompong hanya membisu saja mendengar olok-olokan tersebut. Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur.

Lumpur yang licin menciptakan semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir karam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan. “ Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong..., tolong....!

Resolusi
Untunglah dikala itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti saya akan mengangkat ranting itu.” Lalu, sang semut memegang erat ranting itu.

Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di kawasan yang aman. Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu lantaran kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai hewan yang jago dan terpuji. Mendengar kebanggaan itu, kupu-kupu berkata kepada semut.
“Aku yakni kepompong yang pernah diejek,” kata si kupu-kupu. Ternyata, kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.”

Koda
Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

Demikian pembahasan mengenai Teks Cerita Fabel.


Demikianlah Artikel Pengertian, Struktur Teks Dongeng Fabel, Kaidah Kebahasaan Serta Teladan Teks Dongeng Fabel

Sekianlah artikel Pengertian, Struktur Teks Dongeng Fabel, Kaidah Kebahasaan Serta Teladan Teks Dongeng Fabel kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Pengertian, Struktur Teks Dongeng Fabel, Kaidah Kebahasaan Serta Teladan Teks Dongeng Fabel dengan alamat link https://rahasiarumuspendidikan.blogspot.com/2017/08/pengertian-struktur-teks-dongeng-fabel.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel